"Tangisan Bidadari"

Setahun telah berlalu….
ukiran kisah senada namun tak serupa menjelma sudah…
bidadari itu kembali menangis….

lagi-lagi tak kupahami kenapa selalu ada tangisan perih di kelopak mata indahnya.

apakah pelangi tak lagi membuatnya tersenyum senang….?
kemana perginya eufori dg tawa berderai itu … tertutup sudahkah pintu-pintu gerbang kebahagiaan untuknya??
sang bidadari harus membayar mahal untuk semua ini rupanya!!

kristal bening tertumpah menyeret semua duka…

membelai tajam lubuk hatinya yang lagi-lagi kecewa.
sedangkan aku?? tercengang bermuram durja.
meniti tapak demi tapak kesalahan diri.

kurangkah perhatianku slama ini padanya? Kemana saja untaian nasehat yg selalu ditunggunya dariku?

ah….egois nyata-nyata merajaiku.

Meratapi kelalaian diri di sudut sanubari,kuberanikan diri menopang sang bidadari. walau takut menguasai diri.

walau kecewa tak mampu kutepis lagi. walau sang bidadari tersenyum pahit mencibir diri. wahai bidadariku!!!

tak pantas ia kau tangisi….
simpan saja buliran kristal itu untuk Rabb-mu…
mengadu sudah semua keluh kesah hanya padaNya.

Setiap orang akan mendapat masanya… dan pastinya tanpa ada airmata duka… maka tersenyumlah sampai masa itu datang menghampirimu!!!!

About ainicahayamata

Nursing Lecturer who falling in love with words and Arts| Blogger | Maternity Nursing Specialist Candidate | twitter: @aini_cahayamata| Belajar Mengendalikan kata dalam tulisan|
This entry was posted in Karya, Puisi... Bookmark the permalink.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.