***Catatan Galau***
SEPI…
Ada yang merasa kesepian di sini…
Tau kah engkau?
SEPI…
Itu nama temanku kini.
Bercengkrama dalam diam dan keheningan.
Berlarian dalam imajinasi dan putaran bayangan.
Memupuk indah mimpi-mimpi dalam dimensi waktu yang membias gelap dan terang.
SEPI…
Itu sahabatku kini.
Menyendiri bersamanya di dalam ruangan berukuran 3×6 meter
Berbincang dan berseru dalam diam
Sesekali ditingkahi suara-suara manusia yang bergentayangan.
SEPI itu begitu setia
Ia setia membiarkanku sibuk dengan pikiranku sendiri
Tanpa harus bertanya Ba,Bi,Bu,Be,Bo tentang kerumitan sinaps2 neuronku
Menyaksikan aku dengan kegilaan imajinerku
Ya, dia sungguh setia kawan…
Wahai SEPI, aku bosan dengan keheningan…
Si SEPI menjawab dalam diam…
Aku tahu dia pun sepertinya merasakan hal yang sama
Kuputar murrotal murrotal canggih yang saling silang dengan musik klasik Bethoven dan Kitaro
Kunikmati kemerduan lembut suara suara merdu hingga sepi terkucilkan
SEPI, lagi lagi aku bosan…
Dengan “diam” nya aku bisa mendengar SEPI berkata,”lakukan yang kau mau”
Kembali kuhidupkan musik itu, kali ini alunan suara Yui yang merdu
Berganti playlist menjajari koleksi soundtrack Anime yang menggebu gebu
SEPI, kali ini Aku ingin bergerak…
SEPI hanya diam dan membiarkanku bergerak bebas…
Kaki dan tangan berkolaborasi indah, menangkis dan menyerang
Bermain ditingkahi riang dengan kesendirian
SEPI, aku lelah…
SEPI mengangguk senang…
Waktunya bercumbu dengan gelapnya malam…
Berarti hanya ada aku, SEPI, dan kegelapan…
Membiarkanku beristirahat dalam diam yang nyaman…
Ah, SEPI… kami berkomunikasi tanpa kata dan suara
SEPI yang sungguh setia
Membiarkanku dengan slogannya: Lakukan sesukamu!
Tapi SEPI…
Engkau bukan teman Sejati!
Ya, kau SETIA namun tidak SEJATI
Kelak waktu untuk kita berdua hanya ketika kelelapanku di bawah sinar bintang dan rembulan.
Maaf SEPI, kau memang SETIA, tapi aku tidak bisa membalas KESETIAANMU
Waktu waktu kita hanya waktu yang sementara, karena aku tak ingin diam…
Sepi, 12 April 2011