#30HariBercerita2019 [10] UNI

#30HBC1910
#30HariBercerita
#30HariBercerita2019
@30haribercerita
.
🍃
.
[UNI]
.
“Kamu aku panggil Uni aja ya… Biar kerasa Minangnya” ujar Desi sesiang itu, ketika kita baru pulang dari kampus dan ngadem di Kosan Desi-Feni, di Jl. Tarandam III No. 19 A Padang.
“Gak mau. Aku terkesan lebih tua dari kamu kalau dipanggil Uni. Kita kan sebaya”.
“Laah kamu kan manggil dirimu “Ni”.
“Ni untuk Aini, bukan Uni”
“Iiih… Uni aja yaa… Pleasee… Aku ga punya kakak perempuan nih. Lagian kamu lebih dewasa dan lebih bijaksana daripada aku. Cocok dipanggil uni”.
Gadis Takengon Aceh itu mulai memaksa, seperti biasa.
“Terserah kamu”. Dan sialnya aku selalu tidak bisa menolak permintaan Desi.
.
Anak ini memang selalu merepotkan. Bahkan di pertemuan pertama kami di depan gerbang FK Unand Jati, dia tak sungkan-sungkan meminta bantuan. Mulai dari membantu memapah dia berjalan (karena ketika itu kakinya sedang sakit), sampai minta dibelikan air mineral. Namun karena sifatnya yang to the point, langsung nempel itu yang menjadikan Desi sebagai sahabat istimewa di hati. Hubungan kami kalau di drama korea itu seperti ‘Love-hate relationship’, penuh pertengkaran sekaligus kemesraan jika lagi damai-damainya.
.
Panggilan “Uni” dari Desi seperti virus. Menempel dengan kuat, dan menyebar kemana-mana. Teman-teman se-halaqoh mulai terbiasa memanggilku dengan “Uni”. Selalu menggunakan sapaan ‘Uni’ untuk Aini jika sedang ngobrol dengan Desi. Bahkan junior yang semula memanggil ‘akak’ beralih menjadi ‘Ni Ai’, even Mba Rin yang aku panggil dengan “Mba” dan teman-teman yang notabene lebih tua, ikut-ikutan manggil ‘Uni-Un-Uun’.
Heellloooo… Disorientasi ke-uni-an macam apaaaah ini.
Sehingga kita menyepakati sapaan Uni tak lagi dimaksudkan sebagai ‘Kakak’ tetapi sapaan iseng kesayangan. Sama seperti ‘mba Rin’ yang bahkan dosen dan senior dua tiga tahun di atas kita manggil dia dengan ‘Mba’ (Orang Sunda padahal, malah dipanggil Mba).
.
Ah aku kangen Desi… Kangen dengan omelan dan doa-doa-nya yang ajaib. Iya… Desi sering menciptakan statemen-statemen yang Qadarallah menjadi kenyataan. Seperti dahulu dia pernah bilang,”Aku mau uni kuliah di Jawa aja. Biar kita rame dan aku ada temennya” atau “Aku do’ain Namia dapat suami di sini, biar kita bisa bikin geng mamah muda Jekardah”. ☺

.
Foto di atas diambil saat aku mengunjungi Desi sebelum dia pindah ke Takengon untuk persiapan kelahiran bayi kedua.
Akhir-akhir ini Desi belum menghubungiku lagi.
Semoga Desi dan keluarga selalu sehat.

About ainicahayamata

Nursing Lecturer who falling in love with words and Arts| Blogger | Maternity Nursing Specialist Candidate | twitter: @aini_cahayamata| Belajar Mengendalikan kata dalam tulisan|
This entry was posted in #30HariBercerita2019, Cuap-Cuap Aini. Bookmark the permalink.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.