Maaf…

Suatu ketika, saat mendampingi seorang perawat senior melakukan tindakan, ada satu hal menarik yang saya temukan, yaitu… Perawatnya terlalu banyak meminta maaf kepada pasien.
“Mohon maaf ya bu…”
“Ibu mohon maaf, ini agak sakit…”
“Ibu maaf, tahan sebentar ya”
Iya, hampir di setiap tindakan yang akan menyebabkan pasien kesakitan atau merasa tidak nyaman, perawat tersebut selalu memulai dengan permohonan maaf. Ada banyak “mohon maaf” dalam satu kali tindakan.

Sampai akhirnya ada pasien yang menyela:
“Suster tidak perlu meminta maaf kepada saya, saya yang minta maaf karena sudah merepotkan. Suster jadi harus pegang-pegang benda kotor begini”.

Saya banyak bertemu beragam karakter perawat sejak sekolah di Keperawatan. Banyak yang tidak mampu bersabar dengan dengan keluhan dan erangan kesakitan pasien saat dilakukan tindakan. Sehingga banyak yang meninggikan nadanya, sampai pasien manut dan terpaksa menahan dirinya.
[Dan sejujurnya, saya menangkap perawat-bidan di Pulau Jawa lebih ramah dan lembut ketimbang di Sumbar (*umumnya). Mungkin ini ada kaitannya dengan budaya, serta karakter pasien].

Meminta maaf memang tidak akan mengurangi rasa nyeri pasien, namun meminta maaf akan membuat mereka lebih nyaman dan tenang.
Meminta maaf duluan juga tidak akan membuat rugi perawat, malah akan membuat pasien lebih hormat.

About ainicahayamata

Nursing Lecturer who falling in love with words and Arts| Blogger | Maternity Nursing Specialist Candidate | twitter: @aini_cahayamata| Belajar Mengendalikan kata dalam tulisan|
This entry was posted in Cuap-Cuap Aini. Bookmark the permalink.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.