Gerimis membayang di bola mata…
Sesak menyeruak di dada…
Sejumput rasa sedih mulai mengisi rongga di hati…
Berita itu sungguh mendadak, dan benar kematian itu sesungguhnya teramat dekat.
Kembali dipanggil kepangkuanNya, sesosok mujahidah tauladan.
Ustadzah Yoyoh Yusroh…
Kini ia sudah tiada…
Walau diri tak pernah bersua, walau kita tak pernah berjumpa,
Walau raganya jauh, namun semangatnya terasa amat dekat di hati ini.
Cerita-cerita indah tentang kebaikannya mulai menggema.
Berbait bait do’a pun mulai dikirim…
Ah, sampai detik penghabisan masa di dunia pun ia masih memberikan ketauladanan.
Kematian yang banyak ditangisi umat… Kematian yang diiringi aliran do’a para muslimin.
jika kami wafat nanti,bekal apa gerangan yang telah kami siapkan untuk menghadap-Nya…
Akankah jg tersenyum sepertimu
Engkau yang telah menjadikan bintang-bintangmu menjadi anak yg sholeh dan sholelah. Sebagai tabungan akhirat, ilmu dan amal dakwah yang tiada henti engkau berikan kepada masyarakat…Subhanallah.
Penutupan usia di dunia yang dirangkai dengan senyum bahagia.
Itulah pelajaran terakhir darinya…
Selamat jalan Ummi, selamat jalan mujahidah…
Peran baru sebagai bidadari siap menunggumu di syurga
Tingkah polah dan lakumu akan senantiasa menjadi tauladan bagiku, bagi ukhy ukhtyku, bagi putri putri ku kelak, bagi para muslim dan muslimah! Semangat berjihad yang tak pernah padam, semoga senantiasa berkibar di dada kami dan cepat atau lambat tentu kami akan menyusulmu ke sana…
Allahummaghfirlaha warhamha wa ‘afihi fa’fu ‘anha.
Selamat jalan ustadzah Yoyoh Yusroh, semoga Allah memberikan tempat terbaik disisiNya.
Jazakillah atas segala ilmu dan semangat yang menginspirasi dalam jalan dakwah ini.
salam semangat wahai pejuang..!!!
semoga pemberi semangat bagi para penerus..
allahu akbar.!!
LikeLike
Dalam sms terakhir yang disampaikan murobbiyah kita semua itu, ke salah seorang sahabatnya berbunyi, “Ya Robb aku sedang memikirkan posisiku kelak di Akhirat. Mungkinkah aku berdampingan dengan penghulu para wanita, Khadijah Al Qubro yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Hafshah yang dibela Allah saat akan dicerai karena Showwamah dan qowwahmahnya? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500-an hadits, sedang aku… ehm, 500 juga belum. Atau dengan Ummu Sulaim yang shobirah. Atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad. Atau dengan siapa ya Allah? Tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliyah mereka sehingga aku laik bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka di Taman FirdausMu”.
LikeLike
ini sepertinya original
LikeLike
U_U
iya bang RangTalu….
Ini suara hati 😦
LikeLike