Semuanya mulai terasa sulit
sulit untuk berdamai dengan rasa sedih yang kian menggebu
kesedihan yang tidak mengenal kata ampun untuk sebuah perpisahan yang harus terjadi
Perpisahanpun kian meronta meng-klaim diri sebagai hal yang mutlak keberadaanya
Semuanya mulai terasa sukar
sukar ketika kesepian mulai mengetuk pintu hati
sukar ketika air mata kian mendesak untuk keluar
sukar ketika melupa dikata-katai sebagai obat yang paling mujarab
Bahkan aku yang pelupa ini sulit untuk berpura pura lupa
Aku bukanlah orang yang pandai untuk melupa kawan
Aku bukanlah orang yang hebat dalam berpura-pura bahagia dalam keadaan ini
Meski topeng senyuman itu senantiasa mengukir
Ya, setidaknya untuk membuat kita lupa sementara untuk merencanakan tangisan ketika waktunya datang nanti
Kita adalah rumah
rumah bagi satu sama lain
rumah tempat aku,kamu… kita pulang dan menumpahkan segala rasa
rumah yang kita jaga dan pertahankan dengan segenap canda dan tawa
rumah yang terkadang sempat kita tinggalkan, namun kita tidak pernah lupa untuk kembali sekedar berbagi berita
Saat ini, rumah kita mulai sepi
satu persatu penghuninya beranjak pergi
satu persatu kita kehilangan waktu untuk berbagi tawa
Satu persatu kita kehilangan masa ketika kita mencoba untuk memalaikatkan diri ataupun terpedaya dengan hedonnya dunia
Satu persatu kita mulai meninggalkan tempat dimana kita bisa menjadi diri sendiri tanpa sibuk memikirkan perkataan orang lain
satu persatu… satu persatu… satu persatu kita mulai beranjak untuk meninggalkan rumah yang telah kita bangun bersama
Satu persatu, namun aku tak ingin satu persatu kita mulai melupa!
Pergi, meninggalkan, sepi, sedih, rindu, kemudian apa lagi?
Apa lagi kata yang akan terjadi?
Bahkan kita belum mampu memprediksi apa yang akan terjadi dimasa depan dengan bangunan itu
Walau bagaimanapun, kita masih mempunyai keyakinan itu bukan?
Ya, keyakinan bahwa kita masih punya rumah tempat kita untuk kemudian kembali…
mungkin berkumpul di suatu waktu entah kapan itu…
kembali untuk menuntaskan perjanjian dengan rasa sedih, sepi, dan rindu!
Rumah itu akan merindukan kita yang kembali satu persatu…
Atau Kelak jika aku kamu kita butuh, tempat ini bisa dijadikan persinggahan untuk mengadu.
Kabarkan padanya apa yang terjadi padamu di luar sana
Kabarkan jika sesuatu yang jahat menyakitimu
Kabarkan berapa banyak onak duri yang engkau temukan dari jalan mimpimu
Kabarkan bahwasanya engkau telah mencuri kebahagiaanmu dariNya
Kabarkan seberapa besar engkau menikmati jalanmu di luar sana…
Rumah akan selalu ada untuk menjadi pendengar setia (?)
Dan hanya waktu yang akan mengobati semua kamuflase duniawi ini.
***
11:40 AM
9/9/2012
~Semacam sudah lama yah tidak nyastra di blog 🙂
thanks a loott sudah dibaca…^^
*berpura-pura tidak sedang terharu*