Life Journal #Hibernate (Part 1 of 3)

Dalam kehidupan akademikku, aku pernah mengalami fase “free time” yang merupakan fase peralihan strata pendidikanku. Terhitung semenjak TK menuju SD, SD menuju SMP, SMP menuju SMA, SMA menuju PT, aku memiliki masa-masa galau yang kusebut masa “Hibernate”. Hibernate bukan dalam artian benar-benar vakum dalam melakukan apapun, namun hibernate sementara dari dunia pendidikan pasca peperangan menyelesaikan suatu level akademik, sembari merefresh dan mencharge kembali power untuk bisa menempuh perjuangan memasuki level pendidikan berikutnya.

Hibernate I

TK menuju SD —-> okeh di skip saja cerita panjang lebarnya. Aku tidak memiliki kenangan spesifik ketika ini. Hanya kegalauan-kegalauan kecil  karena akan segera berhadapan dengan matematika and the ganks yang menurut kakak-kakakku sedikit menyeramkan. Masa-masa ini diisi juga dengan ke-alay-an menikmati semuanya yang serba baru. Seragam baru, tas baru, sepatu baru, and all of the new stuff.

Hibernate II

SD menuju SMP—–> dulu jejaman selesai UAN (tahun 2001-an EBTANAS berubah menjadi EBTA —–> UNAS trus sudah bertransformasi lagi menjadi UAN), aku sedikit dipusingkan antara memilih untuk masuk MTsN atau SMP. Aku sama sekali melupakan tawaran untuk masuk pesantren dengan alasan tidak mau pisah lagi dengan orang tua (pernah dari kelas 2 sampai kelas 4 SD aku dan kakak pindah dan pisah dari ortu). Sebenarnya aku ingin sekali bersekolah di MTsN. Namun apalah daya, evil think lebih kuat mempengaruhi, ia berbisik-bisik agar aku tidak usah memasukan berkas lamaran ke MTsN karena jaraknya yang cukup jauh dari rumah dan sepeda miniku tak lagi berkompeten untuk digowes kesana. Sudah saatnya pensiun!

Well, finally aku hanya memasukan lamaran satu-satunya, the only one ke SMP yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah. So pasti diterima (*sombong #dikeplak), dan masuk 3 besar nilai tertinggi di antara pelamar *ciyeeeeeehh!!!

Sebenarnya bukan ini masalah inti yang ingin kukisahkan di fase ini, -___-“ nah jejaman selesai ujian dan sebelum pengumuman kelulusan kan lumayan ada space buat liburan tuh, berapaan yak? Ada kurang lebih 1 bulan. Nah, ini liburan yang cukup membosankan bagiku walaupun dulu juga pernah liburan sebulan pas bulan Ramadhan. Liburan kuhabiskan di rumah kami di Pulau Punjung. Dan pontang panting mencari buku yang akan kubaca.

Aku ingat! Dulu zaman-zaman SD, ibu (read: nenek aku panggil ibu) punya perpustakaan mini di rumahnya. Isinya kurang lebih sama dengan perpus SD. Nah disana masih banyak buku cerita yang belum kubaca, masa-masa ini kuhabiskan juga dengan pesta buku.

Dulu aku sering meminjam buku perpustakaan SD, dan sering tidak kukembalikan, karena aku suka membaca satu buku berulang-ulang, nah buku-buku SD yang kuselundupkan sejak kelas IV SD  itu -__-“ kukumpul di dalam satu karung (cukup banyak) dengan niat baik akan kukembalikan kepada perpustakaan SD. Namun suatu kejadian sadis terjadi. Karung itu dibakar hidup – hidup oleh Apa karena dikira buku-buku bekas SD yang tidak dibutuhkan lagi. Aku sungguh terpukul dan merasa bersalah. Rasanya masih punya hutang kepada SD. One day, aku akan kembali ke SD dan menyumbangkan buku-buku baru. Hiks, tidak ada guru SD yang tahu kecuali ibu. Ibu adalah guru di SD itu. Oke kita lupakan.

Finally aku menjadi anak SMP. Di awal-awal masa remaja yang sedang galau, labil bin lagi alai-alainya, aku merasa belum menemukan kebahagiaan sebagai anak SMP. Disini aku hanya berperan sebagai si kutu buku yang setiap istirahat selalu ke perpustakaan, pinjam 2 buah buku setiap harinya. Dan selama 3 tahun berturut-turut menyandang predikat juara kelas plus award sebagai pengunjung terajin ke perpustakaan dengan bukti kartu peminjam yang  cukup banyak dan mengantongi banyak buku tulis hadiah setiap semesternya.

Menyedihkan! Aku tidak terlalu menikmati masa-masa bergaul, masa-masa berorganisasi! Satu-satunya list namaku tercantum hanyalah sebagai anggota sekbid kerohanian selama satu periode OSIS. Itupun karena aku adalah sekelumit kecil anak yang berjilbab (dulu itu belum ada peraturan berjilbab bagi siswi seperti sekarang).

Jangan tanyakan apa program yang sudah kujalankan di sana. Tidak ada! Aku sungguh membenci  tidak menyukai sisi ekstrakurikuler di SMP. Tampak segala sesuatunya mengandung unsur Nepotisme. Yang sering dipilih-pilih mewakili sekolah untuk ikut pelatihan, study banding, anggota patroli keamanan sekolah, pengurus inti OSIS, yang ditunjuk biasanya adalah anak-anak dari latar belakang keluarga yang orang tuanya guru, pegawai, dekat dengan guru, yang wajahnya cantik atau tampan, rajin bermuka manis di depan guru, serta pandai berbasa basi. Tchk… Aku memutuskan untuk mundur dari segala bentuk kompetisi yang berbau “nepotisme” yang tanpa diseleksipun kamu juga akan tau siapa yang akan dipilih!

Satu-satunya bentuk kegiatan  yang mau kuikuti adalah beberapa perlombaan yang tidak melibatkan unsur “subjektif”, yang bisa kuperjuangan dengan skill dan kemampuanku sendiri. Dulu aku pernah menjadi pemenang lomba poster dan kaligrafi yang semakin membangkitkan kepercayaan diriku di bidang seni dan beberapa lomba di bidang akademik, karena tentu no excuse lagi untuk memilih dengan melibatkan unsur “nepotisme”.

Kontribusi terhadap sekolah yang paling membuat aku bangga adalah ketika menghidupkan kembali majalah dinding sekolah. Walaupun bukan pengurus OSIS, aku senang sekali ketika diminta untuk mengasuh majalah dinding ini. Hampir semuanya kukerjakan sendiri dan datang ke setiap kelas hanya untuk berkoar-koar agar anak-anak mau menulis ‘apapun’ mulai dari pusi, pantun, cerpen, untuk ditempel-tempel di dua kertas karton besar. Ada perasaan bangga dan bahagia ketika orang-orang membaca karyamu. Inilah titik dimana aku merasa kelak aku harus menjadi seorang penulis!

TBC (to be continued)

About ainicahayamata

Nursing Lecturer who falling in love with words and Arts| Blogger | Maternity Nursing Specialist Candidate | twitter: @aini_cahayamata| Belajar Mengendalikan kata dalam tulisan|
This entry was posted in Cuap-Cuap Aini. Bookmark the permalink.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.