Kritik Tak ada Habisnya

Lagi-lagi… untuk kesekian sekian sekian kalinya, someone said: “Nur’aini, you speak too fast… please be slowly…”

Dua bulan yang lalu, nasehat itu disampaikan oleh dosen Gerontik pada ujian supervisi Profesi Gerontik…. dan beberapa waktu yang lalu nasehat itu disampaikan langsung oleh dosen Jiwa dan seorang Clinical Instructur spesialis keperawatan Jiwa ketika ujian supervisi Jiwa.

Helloooowwww Nur’aini, you know what??? 

– itu pasien gerontik umurnya sudah mencapai 70 tahun lebih, jika kamu menyampaikan penyuluhan dengan kecepatan seperti itu apakah akan diserap secara maksimal??? (dosen gerontik, 2012) #pletak

– Nur’aini, secara teori sudah benar, tetapi komunikasinya terlalu cepat. Ingat! yang kamu hadapi itu pasien Jiwa! yang notabene pemikirannya sedang tidak normal. Jika kamu terus ceplas ceplos seperti itu ya gak ditangkap lahh.. loading nya aja susah (dosen Jiwa, 2012)

Well…. well….

Hal ini sudah kerap kali Aku terima baik dalam ajang diskusi, ajang sidang diri, ajang kritikan dan saran, sejaaaakk dahulu kala, sejak aku masih kecil dan masih belum mengerti etika berbicara di depan umum itu seperti apa.

Ketika TK, aku sering diingatkan oleh Ama untuk berbicara pelan. Tapi ketika itu yang ada di otak ku adalah aku tengah mempunyai beberapa infromasi yang harus aku ungkapkan kepada orang tuaku. Dan itu harus segera kusampaikan.

Aku tidak peduli dengan cepat atau tidak, yang penting aku ingin berbicara… ckckck…. tak heran jika orang orang menganggap aku sebagai anak kecil yang cerewet dahulunya.

Hal itu terus berlanjut, ke SD, SMP, SMA….sampai di sidang hasil Skripsi pun, hal itu masih menjadi bahan masukan oleh penguji!!!!  huahhh… banyak orang yang silih berganti mengkritik. Namun sungguh susah sekali mengubah kebiasaan buruk itu.

😦

Bagaimana ini…

Harus bisa merubah kebiasaan Ni. Berbicara terlalu cepat menjadikan orang tidak lagi tertarik terhadap bahasan yang kamu sampaikan. Cobalah untuk berkonsentrasi kepada audience ketika kamu sedang berbicara. Jangan asik sendiri dengan apa yang kamu sampaikan. Atur nafas, pola kalimat, pilihan kata, dan KECEPATAN bahasamu. Oke!!

iya 😦

Saya akan coba…

Jika saya kembali lupa, mohon diingatkan….

Huaahhhh…public speaking….

#ntah apa ini namanya

About ainicahayamata

Nursing Lecturer who falling in love with words and Arts| Blogger | Maternity Nursing Specialist Candidate | twitter: @aini_cahayamata| Belajar Mengendalikan kata dalam tulisan|
This entry was posted in Cuap-Cuap Aini. Bookmark the permalink.

2 Responses to Kritik Tak ada Habisnya

  1. mutiarakeluarga says:

    Uniiiiiiiiiiiii, kita sama…
    iya bantuak itu juo Un.. capek bana..
    sampai2 ad kwan iya yg nulis “Tria, ngomongnya jangan cepat2 ya, aku suka cemas”..
    hahaa
    Toss ciek lu Un.. #toossss

    Like

Leave a reply to mutiarakeluarga Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.